A. Dasar Hukum Tentang
Penyuluhan Keselamatan Transportasi Jalan
1. Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Pasal 203: menyusun Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan
“Untuk menjamin Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ditetapkan rencana
umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”
2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan.
3. Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011–2035. Pilar
4: Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan.
B. Definisi Umum
1. Ban (1999), menyatakan bahwa penyuluhan
merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan
komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat
mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik.
2.
Mardikanto (1987), Penyuluhan sebagai proses
komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk
menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah
untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
3. Slamet (1994), istilah penyuluhan pada awal kegiatannya
disebut dan dikenal sebagai Agricultural Extension. Dengan pengembangan
penggunaannya di bidang-bidang lain, maka sebutannya berubah menjadi Extension
Education dan Develoment Communication. Meskipun antara ketiga istilah tersebut
terdapat perbedaan, namun pada dasarnya mengacu pada disiplin ilmu yang sama.
4.
Wiriaatmadja (1973), Penyuluhan merupakan sistem
pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar sambil
berbuat untuk menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri masalah
yang dihadapi secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan adalah
suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan dengan
keadaan, kebutuhan, dan kepentingan sararan. Karena sifatnya yang demikian maka
penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal.
C. Penyuluhan Keselamatan
Transportasi Jalan
Penyuluhan
keselamatan transportasi jalan merupakan proses untuk mencapai suatu tujuan
dalam meningkatkan keselamatan transportasi jalan melalui kegiatan interaksi,
bisa juga melalui pendidikan (non formal) dengan tema keselamatan.
Proses
aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun
proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan
keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara
langsung atau tidak langsung.
D. Proses Penyuluhan
Ada beberapa proses penyuluhan, antara lain :
1. Proses komunikasi
persuasif oleh penyuluh;
2. Proses pemberdayaan
sasaran penyuluhan; dan
3. Proses komunikasi timbal
balik antara penyuluh dan sasaran penyuluhan.
E. Tahapan Penyuluhan
Tahap penyuluhan dengan
adopsi pada diri sasaran penyuluhan, antara lain :
1. Tahap penumbuhan
perhatian : mengetahui adanya gagasan / ide atau praktek baru untuk pertama kalinya.
2. Tahap penumbuhan
minat : ingin mengetahui lebih banyak dan
berusaha mencari informasi lebih lanjut.
3. Tahap menilai: mampu
membuat perbandingan.
4. Tahap mencoba: mencoba
gagasan baru atau praktek baru.
5. Tahap menerapkan:
meyakini & menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan.
F. Penyusunan Program
Penyuluhan
1. Perumusan keadaan, penggambaran fakta
berupa data dan informasi.
2. Penetapan tujuan, perumusan keadaan yang
hendak dicapai :
a.
SMART, yaitu specific (khas);
b.
Measurable (dapat diukur);
c.
Actionary (dapat dikerjakan/dilakukan);
d.
Realistic (realistis); dan
e.
Time frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan).
3. Penetapan masalah, perumusan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan.
4. Penetapan rencana
kegiatan,
merumuskan cara mencapai tujuan :
a.
Tingkat kemampuan sasaran penyuluhan;
b.
Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana;
c.
Tingkat kemampuan penyuluh;
d.
Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada; dan
e.
Alokasi pembiayaan.
G. Materi Penyuluhan
1.
Pesan yang akan disampaikan penyuluh kepada sasaran penyuluhan.
2.
Berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun kreatif.
3.
Bersifat menganjurkan, melarang, memberitahu, maupun menghibur.
4.
Prinsip 7 C
a.
Credibility, pesan dapat diyakini kebenarannya.
b.
Contex, berkaitan dengan masalah keselamatan di wilayahnya.
c.
Content, isinya memiliki arti bagi penerima pesan.
d.
Clarity, jelas susunan bahasa, gambar dan simbol.
e.
Continuity and consistency, berkelanjutan dan konsisten dalam
menyampai-kan pesan.
f.
Channels, saluran media komunikasi yang sesuai penerima.
g.
Capability of audience, sesuai dengan kemampuan penerima pesan.
H. Metode Penyuluhan
1.
Berdasarkan Teknik Komunikasi Yang Digunakan:
a.
Metode penyuluhan langsung
Tatap muka antara penyuluh dan sasaran penyuluhan (demonstrasi,
kursus, diskusi, dll).
b.
Metode penyuluhan tidak langsung
Dilakukan melalui perantara/media komunikasi (pemasangan poster,
penyebaran brosur/leaflet/majalah, siaran radio, siaran televisi, pemutaran
film, dll).
2.
Berdasarkan Jumlah Sasaran
a.
Pendekatan perorangan
Langsung antara penyuluh dengan orang per orang.
b.
Pendekatan kelompok
Antara penyuluh dengan sekelompok orang (diskusi, kursus,
serasehan, dll).
c.
Pendekatan massal
Dilakukan antara lain dengan cara siaran radio, siaran televisi,
pemasangan poster/spanduk, kampanye, dll.
3.
Berdasarkan Indera Penerima Sasaran
a.
Indera penglihatan
Melalui pemasangan poster/spanduk, penyebaran
brosur/leaflet/majalah, dll.
b.
Indera pendengaran
Melalui indera pendengaran, antara lain melalui siaran radio,
iklan radio, dll.
c.
Kombinasi indera penerima
Melalui demonstrasi cara/hasil, pemutaran film, siaran televisi,
dll.
4.
Berdasarkan Metode Pendekatan
a.
Metode dengan pendekatan massal
Menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan, serta
memberikan informasi selanjutnya.
b.
Metode dengan pendekatan kelompok
Memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi atau
praktek. Metode ini ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap
menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap menerapkan.
c.
Metode dengan pendekatan perorangan
Dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan
tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab.
5.
Ceramah
a.
Penyampaian materi tanpa banyak partisipasi
dalam bentuk pertanyaan atau diskusi.
b.
(kelebihan) Kelas mudah dikuasai, mudah
dilaksanakan, dapat diikuti peserta dalam jumlah besar.
c.
(kekurangan) Bersifat verbal, peserta cenderung bosan,
sangat tergantung pada kemampuan penceramah.
6.
Demonstrasi
a.
Memperlihatkan secara nyata tentang cara dan hasil terkait sesuatu
hal.
b.
(kelebihan) Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam.
c.
(kekurangan) Memakan waktu lama, sumber daya yang
dibutuhkan relatif besar.
7.
Kursus/pelatihan
a.
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara sistematis dan
dalam jangka waktu tertentu.
b.
(kelebihan) Efektif untuk mengajarkan
pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan sistematis,
alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya.
c.
(kekurangan) Relatif mahal serta memerlukan persiapan
dan pelaksanaan yang cermat, kurangnya sarana dan alat bantu pengajaran
sering mengganggu tercapainya tujuan, menjangkau relatif sedikit peserta.
8.
Pameran
a.
Usaha memperlihatkan atau mempertunjukkan model,
contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan
sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu.
b.
(kelebihan) Jangkauan sasaran lebih luas, mempunyai efek
publisitas.
c.
(kekurangan) Memerlukan banyak persiapan dan
biaya, harus berganti tema, tema tertentu, memerlukan penjaga
yang benar-benar menguasai masalah.
9.
Pemberian Penghargaan
a.
Kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada
individu/ instansi atas jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu
tertentu.
b.
(kelebihan) Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi,
mengefek-tifkan kegiatan, memberikan pengaruh yang luas dan melibatkan
lembaga/badan lain.
c.
(kekurangan) Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan, hanya
melibat-kan beberapa orang peserta.
10. Pemutaran Film
a.
Metode penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat
visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.
b.
(kelebihan) Lebih menarik, sekaligus sebagai hiburan, jangkauannya
lebih luas.
c.
(kekurangan) Tidak terdapat komunikasi dua arah, biaya tinggi.
11. Penempelan Poster
a.
Metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata
yang dicetak pada sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45
cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau
yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul.
b.
(kelebihan) Jangkauan sasaran lebih luas.
c.
(kekurangan) Pesan kurang lengkap, bila dibuat
dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama
biayanya mahal.
12. Penyebaran Brosur,
Leaflet, & Majalah
a.
Menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan
kepada masyarakat pada saat tertentu.
b.
(kelebihan) Materi lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada
materi tertentu, dapat melengkapi metode penyuluhan yang lain, dapat memberikan
kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).
c.
(kekurangan) Bahasa harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi
kelompok sasaran, kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul,
materi, biaya dan keterpaduan dengan metode lainnya.
I. Media Penyuluhan
Kata media berasal dari
bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti
perantara atau pengantar. Dalam penyuluhan media berperan sebagai saluran
komunikasi dan media belajar.
A.
Media Penyuluhan Tercetak
Bentuk
|
Foto, poster, leaflet, diagram,grafik, brosur,
majalah, buku.
|
Kelebihan
|
Relatif
tahan lama, dapat dibaca berulang-ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan
belajar masing-masing orang, mudah dibawa.
|
Kelemahan
|
Proses
penyampaian informasi sampai pencetakan butuh waktu relatif lama, sukar
menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderung
membosankan bila padat dan panjang.
|
B.
Media Penyuluhan Audio
Bentuk
|
Kaset CD, DVD, MP3, MP4 audio
|
Kelebihan
|
Informasi
dikemas sudah tetap, terpatri dan tetap sama jika direproduksi,
produksi&reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah didistribusikan .
|
Kelemahan
|
Bila
terlalu lama akan membosankan, perbaikan atau merevisi harus memproduksi
master baru
|
C.
Media Penyuluhan Audiovisual
Bentuk
|
Film, iklan televisi, presentasi interaktif.
|
Kelebihan
|
Dapat
memberikan gambaran yang lebih konkrit, baik dari unsur gambar maupun
geraknya, lebih atraktif dan komunikatif
|
Kelemahan
|
Biaya
produksi relatif mahal, produksi memerlukan waktu
|
D.
Media Penyuluhan Berupa Obyek Fisik/Benda Nyata
Bentuk
|
Benda sesungguhnya, model, maket, simulasi
|
Kelebihan
|
Dapat
menunjukkan lingkungan belajar yang amat mirip dengan lingkungan belajar yang
sebenarnya, memberikan simulasi terhadap banyak indera, dapat digunakan
sebagai liatihan kerja, latihan menggunakan alat bantu dan atau simulasi .
|
Kelemahan
|
Relatif
mahal
|
E.
Media Penyuluhan Luar Ruang
Bentuk
|
Papan reklame, spanduk, pameran, banner dan
televisi layar lebar
|
Kelebihan
|
lebih
mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap
muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan
dan jangkauannya relatif besar
|
Kelemahan
|
Biaya
lebih tinggi dan proses pembuatannya lebih rumit
|